Surabaya Level 1, Reni Astuti Dorong Pemkot Lanjutkan PTM

by -2364 Views
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti.

SURABAYA, Wartagres.Com – Berdasarkan assessmen Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 per tanggal 19 Oktober 2021, pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Surabaya berstatus level 1.

Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti, ini berkat perjuangan gigih dari Pemkot Surabaya dan seluruh elemen di Surabaya yang berkontribusi dan berpartisipasi dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-29.

Selain itu, pengurus kampung juga terlibat aktif membantu, sehingga hampir semua kelurahan sudah masuk zona hijau.

“Ini kabar gembira bagi warga Surabaya. Saya melihatnya sebagai salah satu hasil kinerja Wali Kota yang mampu mengelaborasi semua komponen kota. Semua bergerak bersama dengan Polrestabes Surabaya, TNI, dan warga juga aktif mengikuti vaksin.

Karena itu, lanjut dia, PPKM Level 1 ini harus dijaga bersama agar ekonomi bisa bergeliat dan benar-benar bisa dirasakan masyarakat sampai di tingkat kampung.

“Yang bergeliat jangan hanya tertentu saja, harus dirasakan masyarakat di kampung- kampung. Warung makanan, warung kopi, kafe, dan lain lain harus diperhatikan, apalagi mal sudah ramai. Itu yang kita dorong terus di pemkot,” tandas dia.

Reni menegaskan, kini saatnya ekonomi bangkit. Reni juga berharap kasus Covid-19 ini tak melonjak lagi. Karena ada prediksi Desember bakal melonjak karena ada libur panjang, sehingga mobilitas masyarakat cukup tinggi. Saat liburan mereka pergi kemana-mana. Jelas, ini rentan terjadi penularan.

“Tapi kita tetap harus berdoa dan optimistis (lonjakan) itu tidak akan terjadi. Ekonomi akan terus naik, ” tutur Reni.

Politisi perempuan PKS ini juga wanti-wanti dan berpesan kepada masyarakat, selama pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir oleh pemerintah, maka protokol kesehatan (prokes), utamanya penggunaan masker, harus tetap dijalankan.

Lebih jauh, dia menjelaskan, dengan status Surabaya masuk PPKM Level 1, harapannya pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilanjutkan kembali. Anak- anak bisa masuk sekolah dengan prokes ketat, sehingg tak menciptakan klaster baru.

Terkait kekhawatiran sebagian wali murid atau orang tua , akan ada klaster baru jika dilakukan PTM? Reni menegaskan, sebenarnya di sejumlah sekolah PTM sudah berjalan, apalagi sekarang Surabaya sudah masuk PPKM level 1.

Reni terus mendorong PTM dibuka lagi, meski sebelumnya sempat dihentikan. “Ya semua pilihan tetap dikembalikan ke orang tua. Jadi sifatnya bukan keharusan, “tandas dia.

Namun demikian, Reni menyatakan, sebaiknya Pemkot Surabaya untuk tidak ragu melanjutkan PTM, apakah nanti mau dimodel sistem peduli lindungi atau apa, itu silakan.

Dia mengakui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya sudah menyampaikankalau ada peduli lindungi, ini kan untuk yang sudah vaksin. Maka, yang harus diperhatikan untuk mereka suntik usia SD di bawah 12 tahun. “Maksud saya jangan sampai peduli lindungi malah membatasi atau menghambat anak-anak usia kelas 1 atau kelas 2 SD. Selama mereka prokesnya terjaga, menurut saya harus diberi kesempatan. Bukan mereka yang sudah vaksin saja,”pungkas dia. (Tur)

No More Posts Available.

No more pages to load.