Hadapi Krisis Ekonomi, Universitas Maarif Hasyim Latif Gelar Diskusi Online

by -320 Views

Surabaya, Wartagres.com – Dalam menghadapi krisis ekonomi akibat Virus Covid-19, Universitas Maarif Hasyim Latif menggelar diskusi online yang diikuti oleh sekitar 200 orang peserta dari mahasiswa dan masyarakat umum. Bahkan, ada yang dari Aceh, Flores, Timur Tenggara Timur (NTT) serta yang paling banyak dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Dalam diskusi yang bertema “Kedaulatan Pangan dan Potensi Bisnis Pertanian” oleh Program studi kewirausahaan UMAHA melalui di Zoom video conference ini disiarkan live facebook Kewirausahaan Umaha.

Acara yang digelar Kamis (21/5/2020) mulai pukul 09.00 – 12.00  ini dihadiri oleh 4 pembicara ternama yakni, Sekjen Aliansi Petani Indonesia (API) Muhammad Nur Uddin, Komisaris PT Puspa Agro, Ony Setyawan, Wakil Ketua Komite Tetap Pembinaan Pedagang Pasar KADIN JATIM / Owner Anugrah Alam, Nanang Susilo dan Kaprodi kewirausahaan umaha, Darno, SE, Ak.

Sekjen API, Muhammad Nur Uddin mengatakan, petani mampu menyerap tenaga kerja hingga 41 juta atau 35% namun sayangnya terkendala oleh sempitnya lahan yang hanya di bawah 1 hektar dan akses pasar yang lemah. Bahkan akses pasar sangat terbatas dan pengetahuan dalam menjalankan pemasaran serta import yang membuat kompetesi makin ketat. Selain itu, lemahnya modal dan tidak ada pengolahan pasca panen serta lemahnya akses modal.

Sehingga, para petani memakai model pemasaran bersama untuk memenuhi Kualitas, Kuantitas dan Konyinuitas (K3). Proses ini memerlukan waktu sekitar 5 tahun untuk mempersiapkan model pemasaran bersama karena di sini ada proses menjaga K3 yang dilakukan oleh komunitas atau anggota organisasi petani termasuk melakukan standarisasi terkait bibit (tanaman), lahan dan perlakuan pasca panen.

“Kedepan API juga akan mengarah ke pupuk dan pemodalan untuk petani yang sebagaian besar adalah pertanian keluarga (farmer),” ucapnya.

Ia menuturkan, ditengah krisis karena Covid19 ini banyak produk yang tidak tersalurkan dan tertahan di Gudang. Maka dri itu, Muhammad Nur Uddin berharap, ada inisiasi dari pemerintah dan juga kampus (prodi kewirausahaan UMAHA) serta pelaku usaha untuk bisa membuat gerakan pangan local.

“Gerakan pangan local ini bisa dilakukan dengan membuat pasar produk pertanian tertentu untuk waktu tertentu yang mendekati konsumen perkotaan dengan daya beli yang cukup tinggi. Ini akan sangat menolong petani,” ujarnya.

Sementara itu, Komisaris PT. Puspa Agro, Ony Setyawan menjelaskan, sebelum krisis ekonomi karena covid19 puspa agro lebih banyak menyuplai ke rumah makan, hotel dan perusahaan.

“Tapi sekarang karena krisis, akhirnya menyuplai langsung ke pasar (konsumen). Di tengah krisis ekonomi dunia ini mestinya petani bisa memanfaatkan untuk mengisi kekosongan pasar ini,” katanya.

Wakil Ketua Komite Tetap Pembinaan Pedagang Pasar KADIN JATIM / Owner Anugrah Alam, Nanang Susilo mengatakan, sebagai pelaku usaha dalam bidang pertanian, masalah yang dihadapai untuk produk pertanian adalah kualitas produk yang tidak memenuhi standart food grade.

Perlu keterlibatan semua pihak untuk bisa mengangkat kualitas produk ini. Selain itu masalah biaya transportasi antar daerah yang mahal, masalah biaya transport dari Surabaya ke Singapura lebih mahal dari pada dari flores ke Surabaya.

“Saya sangat optimis bisa tumbuh bagus sector pertanian ini asal di urus dengan pemangku kebijakan yang baik. Jangan sampai pembangunan infrastruktur tol, bandara dan lain-lain itu hanya menempatkan petani sebagai pasar saja dan tidak bisa dimanfaatkan untuk kemudahan distribusi produk petani. Seperti saat ini dimana kita surplus produksi pangan pangan yang mensuplai ke 15 propinsi lain tapi masih ada saja barang import yang masuk di Jawa Timur,” ucapnya.

Sedangkan menurut Kaprodi kewirausahaan umaha, Darno, SE, Ak menambahkan, pada dasarkan program studi kewirausahaan UMAHA siap berkaloborasi dengan dunia usaha untuk bersama sama meningkatkan kualitas dan daya saing produk pertanian termasuk untuk pasca pannennya yakni dengan jumlah Petani 41 juta dan serapan (35%) tenaga kerja pertanian adalah sektor usaha yang harus menajdi fokus bersama termasuk program studi kewirausahaan umaha.

“Sangat setuju untuk segera mewujudkan gerakan pangan local dan siap berkolaborasi dengan pelaku usaha, pemerintah dan oragnisasi petani. Dengan kurikulum merdekan belajar ini program studi kewirausahaan juag siap untuk mengadopsi kurikulum yang lebih fokus untuk wirausaha bidang pertanian,” tambah pria yang juga ketua komite tetap bidang fikal KADIN Jawa timur ini. (Tur)

No More Posts Available.

No more pages to load.