Akibat Pandemi Covid-19, Pedagang Lokal di Surabaya Meronta tak Bisa Dapatkan Penghasilan

by -318 Views

SURABAYA, Wartagres Com – Sejak adanya pandemi Virus Corona atau Covid19 yang masuk di Surabaya sejak Maret 2020, membuat sebagian pedagang kecil meronta. Sebagian dari mereka mengaku rugi dan tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya dan tidak mendapatkan penghasilan.

Seperti yang dialami oleh ibu Isa, seorang pedagang nasi bungkus dan kopi yang biasa berjualan di area rumahnya di daerah Tubanan Baru, Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes, Surabaya ini. Wanita paruhbaya itu hanya bisa pasrah dengan kondisi yang saat ini terjadi. Terlebih dengan adanya Covid19 yang terjadi di Kota Surabaya.

“Biasanya ada penghasilan dan saat ini sudah tidak mempunyai penghasilan mas, sejak Virus Corona masuk di Surabaya. Awal bulan April sudah tidak berjualan lagi karena semua masyarakat Lokcdown dan tidak ada yang berani keluar rumah,” kata Ibu Isa, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (15/6/2020).

Selain itu dirinya menambahkan, selama tidak berjualan lagi, dirinya mengakui kesusahan untuk membayar tagihan PLN, PDAM dan juga BPJS. Pasalnya, sudah tidak ada pekerjaan lain selain sebagai pedagang kecil yang berjualan nasi bungkus dan kopi. “Terus bagaimana mas untuk membayar itu semua kalau Covid-19 ini tidak hilang,” tambahnya.

Wanita berusia 52 tahun tersebut berharap, pandemi virus yang terjadi di Surabaya bisa segera berakhir, agar kehidupan juga bisa kembali normal seperti sediakala. Kalau tidak, pastinya semua masyarakat terutama masyarakat yang bekerja sebagai pedagang kecil ini merugi dan bingung mencari penghasilan lain.

“Saat ini sudah tidak ada pekerjaan lain, dan saat ini hanya mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya. Meski tidak terlalu banyak, nanun Alhamdulillah bantuan yang diberikan Pemkot Surabaya ini sedikit membantu beban hidup,” ucapnya.

Perlu diketahui, awal Virus Corona atau Covid19 di Surabaya sendiri masuk sejak pertengahan bulan Maret 2020. Sehingga membuat Pemerintah Daerah mewajibkan masyarakat harus ‘stay at home’ (di rumah saja) dan ‘work from home’ (kerja di rumah).

Dengan kondisi tersebut, banyak masyarakat yang akhirnya di rumah dan tidak bekerja. Bahkan, banyak pekerja yang dirumahkan hingga dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Banyak masyarakat yang mengeluh dengan kondisi ini, namun untuk kebaikan bersama. Pemerintah daerah bekerja sama dengan TNI/Polri menerapkan Physical Distancing dan Social Distancing guna menjaga jarak aman antara warga satu dengan yang lain.

Selain itu, Pemerintah pada akhirnya juga menerapkan jam malam bagi semua tempat usaha, baik makanan, jajanan ringan, warkop, hotel, mal hingga seluruh tempat ibadah ditutup guna memutus mata rantai penyebaran Virus Corona atau Covid19.

Namun saat ini, pemerintah Kota Surabaya sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk memutus penyebaran Covid19. Mulai dari sosialisasi, memberikan masker dan cairan Hand Sanitizer serta membuat Kampung Tangguh Semeru ‘Wani Jogo Suroboyo’ yang bekerja sama dengan TNI/Polri.

Diharapkan dengan adanya Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo. Bisa mengurangi penyebaran Covid19 di Surabaya. Dimana adanya Satgas atau relawan bisa mengingatkan kesemua orang untuk selalu mentaati Protokol Kesehatan yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah. Saat ini, Surabaya juga sudah menerapkan ‘New Normal’ agar perekonomian di Surabaya bisa kembali pulih. (Rdp)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.