Harga Kedelai Belum Stabil, Rumah Produsen Tempe Alami Kerugian

by -496 Views
Rumah produksi tempe di Tenggilis Kauman Gang Buntu Surabaya.

SURABAYA, Wartagres.Com – Naiknya harga kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu, rumah produksi tempe di Kota Surabaya yang berada di Tenggilis Kauman Gang Buntu, sempat menghentikan produksinya saat harga kedelai meroket drastis.

Kondisi ini membuat produsen tempe merugi, untuk menyiasati agar tidak menaikkan harga tempe yang akan didistribusikan ke pasar maupun yang diambil oleh tengkulak. Produsen tempe mengurangi ukuran tempe lebih kecil.

Selain itu produsen tempe ini perlu tindak lanjut dari pemerintah untuk bisa menstabilkan harga. Jika harga kedelai naik terus, maka produsen tidak mendapatkan keuntungan.

Hal itu disampaikan oleh Ana Gofur, salah satu produsen tempe di Tenggilis Kauman. Ia menjadi produsen tempe sudah puluhan tahun, ia menyebutkan, jika harga kedelai naik terus kami produsen tempe tidak mendapatkan keuntungan. Dan untuk menaikkan harga pun takut pelanggan lari, sehingga solusinya mengurangi ukuran tempe.

“Saya tidak berani menaikkan harga tempe, solusinya ya mengurangi ukuran tempe jadi lebih kecil dari biasanya. Mau menaikkan juga takut konsumen kabur,” kata Ana Gofur, saat ditemui di rumah produksi tempe, Sabtu (9/1/2021).

Lanjut Ana, sebelum harga kedelai naik untuk produksi tempe per/hari bisa mencapai satu setengah kuintal, dan saat naik hanya bisa produksi tempe satu kuintal.

“Sebelum harga kedelai naik produksi bisa sampai 1,5 kuintal mas, sekarang hanya bisa 1 kuintal saja,” tambahnya.

Selain itu adanya sidak dari Satgas Pangan Jatim di rumah produksi tempe. Ana Gofur, menyebutkan bahwa dari Dinas perindustrian dan perdagangan memberikan bahan baku kedelai, sehingga kami sedikit membantu.

“Beberapa hari lali kami mendapatkan bahan baku kedelai dari dinas prrindustrian dan perdagangan, jadi bisa sedikit membantu,” pungkasnya. (Rdp)

No More Posts Available.

No more pages to load.