Peringati Hari Bumi, POTAS Gandeng Komunitas Nol Sampah Bagikan Takjil Gratis

by -604 Views
Pokja wartawan taman surya bagikan takjil di depan halaman balai kota Surabaya.

SURABAYA, Wartagres.Com – Memperingati Hari Bumi (Earth Day) yang jatuh pada 22 April 2022, Pokja Wartawan Taman Surya Surabaya (POTAS) melakukan sosialisasi Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, Jumat (22/4/2022) sore.

Sosialisasi yang berlangsung di depan Taman Surya Balai Kota Surabaya tersebut, dikemas melalui berbagi 300 paket takjil gratis buka puasa dengan menggunakan kantong ramah lingkungan.

Ketua Pokja Wartawan Taman Surya Surabaya (POTAS), Robby Julianto mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara POTAS dengan Komunitas Nol Sampah. Selain itu pula didukung oleh Pemkot Surabaya dan Ecoton.

“Kita berbagi takjil 300an paket, tas kain dan isinya itu adalah diet untuk tidak memakai tas kresek di Surabaya. Kegiatan ini dilakukan bertepatan juga dengan Peringatan Hari Bumi,” kata Robby ditemui seusai kegiatan.

Robby menyebut, selain memperingati Hari Bumi, kegiatan tersebut juga sebagai bentuk dukungan terhadap Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya yang telah diterbitkan pada 9 Maret 2022. “Nah, ini di Surabaya sendiri sudah mulai diterapkan Perwali tentang pembatasan tas kresek,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Koordinator Komunitas Nol Sampah, Wawan Some menilai, bahwa kegiatan yang diinisiasi POTAS tersebut sangatlah menarik. Sebab, kegiatan ini juga bertepatan dengan Peringatan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada 22 April 2022.

“Jadi ini kegiatan yang menarik bertepatan dengan hari bumi. Sepele sebenarnya kalau kresek itu, padahal kalau bikin satu ton kresek itu butuh 12 barel minyak. Terus ketika dia sudah jadi kresek, itu pemakaian kita paling 5 menit, habis itu kita buang. Kalau sudah dibuang butuh 100 tahun untuk bisa terurai,” kata Wawan.

Menurut dia, sampah plastik sendiri dampaknya bisa ke mana-mana. Tak hanya berdampak pada kesehatan lingkungan tapi juga manusia dan hewan. Salah satu contoh dampaknya yang pernah terjadi di Surabaya pada 2012 silam.

“Salah satunya misal kita ingat di Surabaya, kliwon. Kliwon itu jerapah yang di KBS (Kebun Binatang Surabaya) tahun 2012 mati, ketika dibedah lambungnya ada 20 kilogram kantong plastik bercampur kotoran dalam lambung,” ungkap Wawan.

Bahkan, Wawan mengaku, ribuan mangrove yang sebelumnya ditanam Komunitas Nol Sampah di Pantai Timur Surabaya mati. Itu disebabkan karena limbah kresek yang dibuang sembarangan. Makanya, pihaknya kembali mengingatkan masyarakat akan bahaya dampak penggunaan kresek itu sangatlah luar biasa. “Jadi kami mengingatkan memang dampak kresek luar biasa,” tegas dia.

Hal yang sama juga dikatakan salah satu aktivis Ecoton, Aeshnina Azzahra Aqilani. Perempuan yang akrab disapa Nina itu menjelaskan, bahwa plastik membutuhkan waktu yang sangat lama agar bisa terurai secara alami. Plastik ini akan lapuk dan pecah menjadi serpihan serpihan kecil yang disebut mikro plastik.

“Karena itu terbuat dari minyak bumi dan ditambahkan bahan kimia adiktif berbahaya. Makanya sangat membahayakan kesehatan kita, bisa menambah jumlah kematian dan mikro plastik ini bentuknya sangat kecil. Sehingga sangat mudah masuk ke tubuh kita, entah lewat kacamata, HP atau masker kita,” kata Nina.

Di sisi lain, Nina menyebut, bahayanya mikroplastik ini akan menyerap atau mengikat polutan-polutan di sekitar. Mulai dari pestisida hingga logam berat itu semua menempel dengan mikro plastik yang kemudian bisa dihirup dan berdampak pada kesehatan manusia. Oleh sebabnya, ia mendukung penuh kegiatan yang dilakukan POTAS bersama dengan Komunitas Nol Sampah.

“Terutama di Hari Bumi dan Bulan Suci Ramadan ini kita sama-sama menyelamatkan bumi kita dengan cara mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” jelas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro menambahkan, Perwali Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya telah diimplementasikan sejak 9 April 2022. Bahkan sebelumnya, Perwali ini telah disosialisasikan ke pasar modern, swalayan, restoran hingga hotel.

“Kantong plastik menjadi amanah UU Lingkungan Hidup Nomor 18, ada turunannya sampai keputusan menteri dan Perda. Nah, di Perda ini diatur dengan Perwali. Akhirnya ada Perwali Surabaya Nomor 16 tahun 2022,” kata Hebi.

Oleh karenanya, Hebi mengapresiasi kegiatan yang dilakukan POTAS bersama dengan Komunitas Nol Sampah. Pemkot pun mengucapkan terima kasih, karena wartawan di Surabaya juga turut peduli terhadap lingkungan dan mendukung kebijakan Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.

“Saya berharap kebijakan ini bisa mengurangi sampah plastik di Kota Surabaya. Sehingga, tidak terjadi pencemaran lingkungan oleh sampah plastik sekali pakai,” pungkasnya. (Tur)

No More Posts Available.

No more pages to load.