Hewan Ternak di Rumah Pemotongan Hewan Surabaya Dipastikan Aman dari PMK

by -816 Views
Perusahaan Daerah Rumah Pemotongan Hewan.

SURABAYA, Wartagres.Com – Jelang peringatan Hari Raya Idul Adha, Perusahaan Daerah (PD) Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Surabaya mendapatkan pesanan sebanyak empat sapi dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Keempat sapi tersebut di datangkan dari peternakan di Blitar. Pertama adalah sapi jenis simental seberat 960 kg, berusia 3,5 tahun dan telah di gemukkan selama 4,5 bulan.

“Sapi kedua jenis limosin. Beratnya 876 kg berusia 3,5 tahun. Di gemukkan selama 5 bulan,” ungkap Fajar Arifianto Isnugroho, Direktur Utama (Dirut) RPH Surabaya.

Sapi ketiga juga berjenis simental, dengan berat 540 kg dan usia 2 tahun serta di gemukkan selama 3,5 bulan. Terakhir, sapi yang paling unik milik Wali Kota dengan jenis Brahman Cross yang memiliki mata kucing.

“Brahman cross ini tinggal satu-satunya di peternakan Blitar, beratnya 805 kg dan berusia empat tahun,” ujarnya.

Fajar memastikan, hewan ternak sapi yang ada di RPH Surabaya telah terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ia menyatakan pihaknya telah mempersiapkan SOP pemotongan, sesuai dengan surat edaran dari Menteri Pertanian.

“Kami sudah siapkan SOP dari Menteri Pertanian. Bedanya kalau di RPH Surabaya menyediakan tempat untuk perebusan daging, jeroan maupun kaki. Seandainya memang ada indikasi yang mengarah pada PMK,” kata Fajar dalam keterangan persnya di RPH Surabaya, Jumat (8/7/2022).

Ia mengatakan, sebelum daging beredar, pihaknya juga mengeluarkan surat keterangan produk hewan. Surat tersebut menyatakan bahwa daging qurban tersebut aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

“Ini karena kita kan harus menjamin daging ini aman untuk dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, untuk penjualan hewan qurban saat ini masih relatif normal. Pasalnya, RPH Surabaya telah menjualkan sebanyak 142 ekor sapi. Ia mengaku, untuk pemotongan tahun ini agak berkurang di bandingkan tahun lalu.

“Kemungkinan tahun lalu lebih banyak karena banyak masjid yang tidak melakukan pemotongan. Tahun ini, beberapa masjid yang memang layak menyelenggarakan pemotongan bisa mengadakan sendiri tanpa harus di RPH,” kata Fajar.

Sedangkan untuk waktu pemotongan sendiri, RPH Surabaya mulai melayani pada hari Sabtu, Minggu, Senin dan Selasa. Fajar mengatakan bahwa pelaksanaan pada Sabtu, di lakukan untuk menghormati pihak yang melaksanakan hari itu.

“Untuk hari Sabtu, kita siapkan untuk tim pemotongan dan tim pengemasan. Tim pemotongan ada lima, satu timnya terdiri dari 8 orang. Sedangkan tim pengemasan satu timnya ada 10 orang,” paparnya.

Selain itu, pada hari Sabtu, RPH Surabaya akan melaksanakan pemotongan sebanyak 15 ekor. Sedangkan untuk hari Minggu dan senin ada 70 ekor sapi yang akan di potong.

“Karena kami sudah sold out hari Kamis. Jadi kami hari ini fokus pada jadwal pengiriman dan pemotongan,” urai Fajar.

Selain itu, untuk tahun ini warga yang menyaksikan pemotongan di masjid masih tetap di batasi seperti tahun sebelumnya. Pasalnya, meski angka Covid-19 di Surabaya melandai, namun bila banyak penonton maka akan mempersulit alur kinerja dari petugas RPH.

“Kan ada lalu lintas daging yang harus di bawa ke tempat pengemasan. Terus dokter kita juga memeriksa sapi yang datang dari luar. Kalau perwakilan saja tidak apa-apa,” ucapnya.

Kendati demikian, ia juga mengklaim untuk kemasan daging tersebut tergantung pada pemesan. “RPH Surabaya hanya menyediakan plastik food grade,” pungkasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.