Wali Kota Eri Cahyadi Minta Warga Lapor ke WAG Forkom RT, RW, dan LPMK Ketika Banjir

by -569 Views
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

SURABAYA, Wartagres.Com – Banjir di perkampungan masih menjadi musuh besar bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan warga hingga saat ini. Oleh sebab itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ingin, masalah banjir di perkampungan bisa diatasi bersama pemkot dan warga.

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, banjir di Surabaya tidak akan bisa diatasi jika warga tidak rasa saling peduli menjaga lingkungannya. Maka dari itu, Wali Kota Eri mengajak seluruh warga Surabaya untuk kerja bakti bersama, membuat saluran minimal 60 cm, membuang sampah pada tempatnya, dan lapor melalui Whatsapp grup Forum Komunikasi (WAG Forkom) RT, RW, dan LPMK, bila ada masalah yang menyebabkan banjir di lingkungannya.

“Saya minta kepada seluruh RT, RW, dan LPMK untuk mengirimkan foto ketika hujan ke dalam WAG Forkom, saya akan lihat semuanya. Saya juga mengapresiasi kepada warga, terima kasih sudah memberikan informasi itu, karena kalau tanpa adanya informasi dari warga, saya nggak akan pernah tahu (banjir),” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (5/5/2023).

Seperti banjir yang terjadi Jumat (28/4/2023) lalu, setelah hujan sangat deras di wilayah Surabaya selatan, menyebabkan perkampungan di kawasan Kecamatan Sawahan dan Kecamatan Dukuh Pakis terendam air. Kala itu, warga ramai-ramai melaporkan melalui WAG Forkom hingga sosial media, terkait kondisi terkini banjir yang terjadi di kawasan tersebut.

Warga tersebut diantaranya adalah Natan Indra Setiawan, 18, warga Dukuh Kupang Gang Lebar, RT 04/RW 07, Kecamatan Sawahan dan Mukri warga RT 03/RW 04, Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis. Pada saat itu, keduanya melapor kondisi terkini banjir yang masuk hingga ke dalam rumah warga.

Tak hanya soal itu, Mukri juga wadul soal saluran air yang terlalu kecil, sehingga ketika hujan air tidak mampu menampung air pasca hujan.

Meskipun sudah didiskusikan bersama di musrembang kelurahan, upaya itu hanya berakhir pada proses survey dan pengecekan saluran. Mukri berharap, masalah banjir di perkampungan sekitar rumahnya dapat direspon cepat oleh pemkot.

“Dari tahun 80-an sudah banjir, tapi nggak sampai masuk ke dalam rumah. Kemudian tahun 1990-an, semakin tinggi hingga masuk ke dalam rumah, sampai sekarang, karena kalinya dangkal. Bahkan sudah saya usulkan dalam musrembang di kelurahan, tapi tidak ada hasil,” tandasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.