Antisipasi Terorisme dan Paham Radikalisme Masuk Indonesia, Tim Div Humas Polri Lakukan Safari ke Sidoarjo dan Gresik

by -1185 Views
Tim Div Humas Polri, Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan.

SURABAYA, Wartagres.Com – Guna memerangi Terorisme dan mencegah paham Radikalisme masuk ke Indonesia, Tim Div Humas Polri, Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan, memberikan pengarahan sekaligus diskusi di dua wilayah di Jawa Timur, Sidoarjo dan Gresik.

Kombes Pol Ahmad Ramadhan menyatakan, bahwa diskusi ini berfokus pada memerangi Terorisme dan mencegah paham Radikalisme masuk ke Indonesia.

Kunjungan pertama dilakukan di kabupaten Sidoarjo terlebih dahulu dengan menggelar Forum Group Discussion (FGD). Kedatangan Tim Div Humas Polri di Jawa Timur, khususnya di Polresta kabupaten Sidoarjo dalam rangka melihat secara langsung kegiatan kontra radikal.

Pada beberapa hari lalu Polri telah merilis penangkapan terduga teroris sebanyak 22 orang di Jawa Timur. Yang sebagian berasal dari Kabupaten Sidoarjo, sebelumnya juga telah menangkap teroris di Makassar dan Gorontalo dan Lampung.

“Pada beberapa waktu lalu, Mabes Polri telah merilis 22 orang terduga teroris yang ditangkap di Jawa Timur. Salah satu lokasi penangkapannya ada di Kabupaten Sidoarjo,” kata Kombes Pol Dr. Ahmad Ramadhan, saat memberikan sambutan di gedung serba guna Polresta Sidoarjo, Selasa (9/3/2021) siang.

Ada dua kelompok jaringan teroris di Indonesia. Yang pertama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Islamyah. Kelompok atau jaringan teroris jamaah islamyah terafeliasi dengan kelompok teroris Alkaidah, sedangkan kelompok teroris jamaah JAD terafiliasi dengan ISIS.

Kegiatan ini digelar bertujuan untuk memberikan ketahanan terhadap paham-paham radikal yang merupakan bibit-bibit aksi terorisme di Indonesia. Pemahaman radikal tersebut bisa tumbuh dan berkembang.

“Kegiatan ini digelar untuk memberi ketahanan paham-paham radikalisme dan aksi terorisme terhadap masyarakat,” tambahnya.

Teroris dan radikal seperti sel-sel yang tidur yang suatu saat akan bangun dan bangkit yang membahayakan orang banyak.

Polri ada Densus 88 yang ada di lingkungan Polri dalam hal penegakan hukum dalam aksi-aksi terorisme. Namun pola pencegahan perlu dilakukan oleh polri dengan cari preventif maupun preentif. Yaitu upaya pencegahan terhadap paham radikalisme dan terorisme di Indonesia.

Kegiatan hari ini merupakan kegiatan pencegahan dan penanaman terhadap ketahanan masyarakat untuk tidak terpapar paham radikalisme. Sehingga tokoh-tokoh masyarakat yang diundang ini untuk bersama-sama membantu memerangi aksi terorisme di Indonesia.

Selepas kunjungan dari Sidoarjo, tim Div Humas Polri bertolak ke kabupaten Gresik, selain memberikan pemahaman soal pencegahan teroris, tim Div Humas Polri juga bersilahturahmi ke Ponpes Ushulul Hikmah Al I robimi.

Pengasuh pondok pesantren (ponpes) Ushulul Hikmah AL Ibrohimi, Manyar, Kabupaten Gresik. KH. Zainur Rosyid Chusnan menyebutkan, Penanggulangan terorisme dan radikalisme yang dilakukan oleh tim divisi humas mabes polri ini cukup baik.

Pondok pesantren selalu terkesan sebagai sumber yang dimasuki sebagai paham radikalisme. Padahal kajian kepada santri adalah teorologi kebebasan, artinya Allah sebagai tuhan yang esa sebagai tempat menyembah. Memberikan kebebasan menyampaikan cita-cita sebagai kebahagiaan bersama.

“Kedatangan tim dari divisi humas mabes polri ini sangat baik, kedatangan ini untuk memberikan pemahaman tentang paham radikalisme dan terorisme ke para santri,” jelasnya.

Disebutkan, jika para santri terpupuk dengan baik, sehingga paham radikal tidak akan bisa masuk ke ponpes.

Jika sampai para santri di pondok pesantren terpapar paham radikalisme, maka itu dipengaruhi oleh dua hal diantaranya, salah dalam berkaidah dan salah berteologi.

Sehingga pesan kami adalah, carilah seorang guru yang tepat yang cinta kepada agama dan cinta kepada negeri. Sehingga negara ini bisa aman, samai dan sejahtera. (Rdp)

No More Posts Available.

No more pages to load.