SURABAYA, Wartagres.com – Pemerintah Kota Surabaya sempat menggembar-gemborkan destinasi wisata Jembatan Bambu Mangrove di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut.
Namun jembatan yang memakan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar itu ternyata saat ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Jembatan Bambu setinggi 12 meter itu terletak di Ekowisata Mangrove. Pemkot Surabaya awalnya berharap Jembatan Bambu itu akan menjadi spot wisata di pesisir timur dan menjadi tempat selfie yang menarik.
Bangunan jembatan gantung ini sudah dimulai sejak bulan Mei 2018, dan dilanjutkan pada akhir tahun Desember 2018 untuk tahap 1. Pembangunan tahap 2 sampai tahap 4 di pertengahan tahun 2019.
Jembatan gantung bambu ini menghubungkan MIC (Mangrove Information Center) hingga kawasan jogging track sepanjang 600 meter.
Berdasarkan rilis yang disebar Humas Pemkot Surabaya pada tahun 2018 jembatan gantung bambu ini awalnya diperkirakan aman karena berbahan dasar bambu betung. Dan kekuatan bambu ini tak akan rusak 2 hingga 3 tahun.
Selain itu jembatan gantung bambu ini diperkirakan bisa dinaiki sampai maksimal 15 orang.
Sayangnya, nasib jembatanĀ bambu kini sangat miris. Jembatan bernilai Rp 1,2 miliar itu mangkrak dan rusak, sehingga sama sekali tidak bisa menjadi spot wisata di pesisir timur dan bahkan tidak aman untuk pengunjung.
Dikonfirmasi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Surabaya Yuniarto Herlambang menyatakan bahwa jembatan saat ini masih belum bisa dibenahi. “Untuk saat ini belum ada pembenahan. Anggaran belum ada,” ujar pria yang baru menjabat belum segenap setahun ini.
Ditanya apakah akan dibenahi tahun mendatang? Herlambang belum bisa memastikan. “Kalau anggaran sudah normal. Semoga,” imbuh dia.
Sebelumnya pembangunan jembatan ini pernah jadi kontraversi tersendiri. Calon Wakil Wali Kota Surabaya Armudji yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya sempat mengkritisi proyek jembatan bambu tersebut.
“Lho, ini proyek dengan nilai Rp 1,2 miliar, kok dibiarkan mangkrak begini. Berani-beraninya ada jembatan bambu di atas ketinggian begini. Saya ingan tahu siapa kontraktor dan perencana proyek ini. Dia harus bertanggungjawab,” ujarnya kepada sejumlah awak media pada pertengahan Maret Tahun 2019. (Tur)