SURABAYA, Wartagres.Com – Nasib yang dialami Abdul Azis Maulana, siswa SMP Praja Mukti Surabaya, sungguh menyayat hati. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah SMA kandas setelah pihak sekolah
menahan ijazahnya karena dia tak mampu melunasi tunggakan SPP yang hanya Rp 1,2 juta.
Selama dua bulan, setiap kali teman-temannya berangkat sekolah di pagi hari, Azis Maulana hanya bisa termenung memandang mereka dari teras rumahnya. Tak jarang dia menggerutu, menyesali nasibnya. Tapi Azis, bocah yang baru berusia 15 tahun itu tetap tegar dan tak pernah sekalipun menyalahkan ibu-bapaknya.
Dia menyadari, kehidupan orangtuanya yang sangat miskin menjadi alasan bahwa menyambung hidup lebih penting ketimbang melanjutkan sekolah. Bagaimana mau melunasi tunggakan Rp 1,2 juta, kalau hanya untuk makan sehari-hari saja, orang tuanya harus ngutang ke warung tetangga.
Kalua toh bisa beli beras, paling banyak hanya setengah kilo. Sementara untuk kebuthan pokok lainnya, dia harus ngutang warung tetangga. Hampir setiap hari, kecap dan kerupuk, menjadi menu wajib bagi mereka.
Itulah sebabnya, ketika Lita Machfud Arifin mengunjungi rumahnya di Plemahan Gang 8/12 Surabaya, Kamis (25/8) siang, Azis menangis sejadi-jadinya. Demikian pula dengan Ibunya, Enny Rosita.
Ibu dan anak ini tak henti-hentinya meneteskan air mata begitu mendengar Lita Machfud Arifin akan mengambil ijazahnya dan menanggung seluruh biaya sekolah hingga lulus SMA. Bukan hanya membantu menebus ijazahnya.
Pemandangan yang menyesakkan dada itu, disaksikan juga oleh Ani Intelsari (Ketua RW 9), Ketua LPMK Kelurahan Kedungdoro, Budiono, Ketua RT 03, Darti dan Nunuk Kusherijanto (ayah Azis) serta seluruh tim Lita Machfud Arifin.
Mereka menjadi saksi atas tangis haru Ibu dan anak yang sudah sangat lama memendam cerita pedih itu. Sebagian yang hadir juga terlihat beberapa kali mengusap air mata karena tak kuasa menyaksikan “drama” kehidupan yang menyedihkan itu.
“Ibu wes pasrah nak. Nggolek utangan mrono mrene gak hasil. Ibu njaluk sepuro Zis. ( Ibu sudah pasrah nak. Sudah cari pinjaman kemana-mana nggak dapat. Ibu minta maaf Zis,” tutur Enny Rosita mengawali cerita kepada Lita Machfud Arifin di rumahnya, Plemahan Gang 8/12 Surabaya, Kamis (25/8).
Enny mengatakan, semula Azis memiliki tunggakan bayar SPP dan ujian Rp 3 juta. Tapi, sudah dicicil hingga tersisa Rp 1,2 juta. Sayang, hingga ujian selesai dilaksanakan dan pembukaan pendaftaran siswa baru dua bulan lalu, sang ibu tidak juga bisa membayar kekurangan tersebut. Impian Azis untuk masuk SMA pun buyar.
Hampir dua bulan berlalu tanpa cita-cita, akhirnya, Ani Intelsari (Ketua RW 09 Kelurahan Kedungdoro) melaporkan keadaan tersebut kepada tim Lita Machfud Arifin.
Tanpa menunggu lama, sehari setelah menerima laporan tersebut, Lita Machfud Arifin bergegas mengunjungi rumah Azis Maulana. Perempuan yang dikenal peduli ini datang dengan ditemani tim dan didampingi perangkat RT, RW serta LPMK.
Berjalan menyusuri gang kecil, Caleg DPR RI Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo) dari Partai Nasdem tersebut langsung duduk bersebelahan dengan Azis begitu memasuki ruang tamu rumah sederhana ini. Berkali-kali ia menguatkan mental dan memotivasi Azis agar tetap semangat dan tidak malu dengan teman-temannya.
“Azis, kamu mulai hari ini jadi anak asuh Bunda Lita. Nggak boleh malu, jangan bersedih nak. Besok ijazahmu akan segera diambil dan langsung daftar ke SMA. Kamu nggak usah mikir berapa biayanya. Biar bunda Lita yang menanggung semua biaya terkait sekolahmu nanti,” kata Lita Machfud Arifin sembari menepuk-nepuk pundak Azis.
Seolah tak percaya, mendegar ucapan tersebut, Azis yang mengenakan kaos putih lusuh itu langsung menarik kerahnya ke atas, menutupi wajah dan seluruh kepalanya. Bocah bertubuh kurus ini menangis sesenggukan cukup lama.
Pun demikian dengan ibunya. Spontan ibu empat anak ini mengangkat kedua tangannya yang mulai keriput itu. Dengan berlinang air mata, mulutnya komat-kamit, seperti mengikuti suara batinnya – mendoakan Lita machfud Arifin. “Siapa nama (lengkap) Ibu Lita,” tanya Eny Rosita kepada Ani Intelsari (ketua RW 09 Kedungdoro).
Sembari tak henti-hentinya menangis, beberapa kali, Eny Rosita terlihat memejamkan kedua matanya dan beberapa kali mengangguk-anggukan kepalanya sebagai rasa terima kasih atas niat Lita Machfud Arifin yang akan menanggung seluruh biaya pendidikan anaknya hingga lulus SMA.
AMBIL IJAZAH, DAFTAR SMK
Setelah mengambil ijazah, kemarin Azis yang didampingi tim Lita Machfud Arifin langsung mendaftar sekolah di SMK Pariwisata Satya Widya, Jl Karangmenjangan, Airlangga, Kecamatan Gubeng Surabaya.
Semula, Azis sebenarnya memilih SMA Muhammadiyah 10. Tapi, mendadak rencana tersebut berubah dan memilih SMK. “ Saya memilih SMK dan mengambil jurusan tata boga, biar nanti bisa bekerja di perusahaan Ibu Lita,“ kata Azis.
Eny Rosita, Azis Maulana dan Nunuk Kusherijanto berkali-kali menyampaikan terimakasih kepada Lita Machfud Arifin yang rela berjalan kaki menyusuri gang kecil untuk menemuinya. “Kami sekeluarga tidak bisa membalas budi baik Ibu Lita. Kami hanya bisa mendoakan semoga Ibu Lita selalu diberi keberkahan beserta seluruh keluarganya. Mudah-mudahan, apa yang menjadi niatnya dimudahkan oleh Alloh ,“ kata Eny Rosita.
Ia tidak menduga, jika di hari itu, tangisannya selama ini akhirnya didengar oleh Alloh dengan mengutus Lita Machfud Arifin untuk mendengar dan membantu kesulitannya selama ini. Terutama, tangisan Azis Maulana yang tak bisa melanjutkan sekolah.
Sementara itu, Lita Machfud Arifin menegaskan, bahwa langkahnya bisa menemui Azis Maulana dan keluarganya adalah berkat pertolongan Alloh yang menggerakkan hati dan langkah kakinya. “Tanpa pertolongan dan bimbingan Alloh, saya mungkin tidak akan pernah bisa ketemu Ibu ( Eny Rosita) dan Azis,” kata perempuan yang akrab dispa LMA ini.
Ia mengaku tergerak hatinya, karena Pendidikan adalah kebutuhan dasar yang sangat menentukan masa depan bangsa ini. “Mengapa saya langsung bergerak begitu menerima laporan tim, karena pendidikan itu sangat penting. Jangan sampai ada anak nggak bisa sekolah karena miskin. Kita semua harus memberi perhatian lebih kepada masa depan anak-anak kita melalui jalur pendidikan,” kata Caleg Partai Nasdem Dapil Surabaya-Sidoarjo yang beberapa kali tampil menjadi duta budaya untuk Indonesia tersebut.