SURABAYA, Wartagres.Com – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi kesigapan Kader Surabaya Hebat (KSH) RW 10, Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir. Apresiasi itu disampaikan oleh Wali Kota Eri Cahyadi saat memberikan bantuan kemanusiaan kepada dua warga Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Selasa (25/10/2022).
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bantuan yang diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) tidak akan pernah bisa tersalurkan tanpa adanya kerja keras para KSH. Setelah dilakukan outreach bersama, anak usia 6 tahun yang mengidap meningitis dan perempuan lanjut usia (lansia) di kawasan ini bisa diketahui dan mendapatkan bantuan dari pemkot.
“Di sinilah saya sadar betul, kenapa saya nyuwun ikhlasnya para KSH. Saya tahunya beliau – beliau (penerima bantuan) ini dari KSH, mereka memberi tahu melalui Whatsapp, kalau ada anak dan lansia yang membutuhkan. Kemudian Dinas Sosial bergerak kemari,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu mengungkapkan, pemkot tidak bisa bekerja maksimal tanpa ada bantuan dari para KSH. Seperti yang disampaikan oleh Cak Eri dalam setiap kesempatan, bahwa dalam membangun sebuah kota, mengentaskan kemiskinan dan pengangguran tidak bisa hanya pemerintahnya yang berjalan sendiri. “Akan tetapi juga butuh peran serta kader, masyarakat dan stakeholder. Saya matur nuwun dengan KSH di Kelurahan Wonokusumo ini sudah bergerak tanpa mengenal lelah membantu warga Surabaya yang kesusahan,” ujar Cak Eri.
Cak Eri Cahyadi berharap, kebaikan dari para KSH bisa menjadi amal jariyah dan bermanfaat bagi seluruh warga Kota Surabaya. Selain itu, lanjut dia, KSH Kelurahan Wonokusumo bisa jadi percontohan kader di wilayah lainnya. “Kader bukan hanya sekadar mengisi formulir, apa sih filosofinya KSH itu? Ya seperti ini, melaporkan kalau ada warga yang kesusahan agar bantuan pemerintah bisa tepat sasaran,” harapnya.
Sementara itu, KSH RW 10 Kelurahan Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Amrina Firdaus Azzahra Agustini menjelaskan, sebelumnya sempat melakukan outreach ke perkampungan melalui RT/RW, Kelurahan dan Kecamatan. Sebelum itu, ia bersama timnya juga membuat grup koordinator kelurahan, yang tujuannya untuk memantau dan menerima laporan ketika ada warga yang membutuhkan intervensi.
“Karena pemerintah tidak bisa memantau satu per satu warganya secara langsung, bahkan Pak Eri pun pasti akan kesulitan, jika tidak kami bantu melakukan pendataan. Alhamdulillah, kalau kita ikhlas, warga yang membutuhkan bantuan akan mudah terpantau,” kata Amrina.
Sejauh ini, di wilayah Kelurahan Wonokusumo baru tiga warga yang membutuhkan dan menerima bantuan dari pemkot. Ke depannya, para KSH wilayah Kelurahan akan terus bergerak mencari warga yang membutuhkan bantuan untuk ditindaklanjuti.
Warga yang menerima bantuan itu diantaranya adalah, MU anak usia 6 tahun yang mengalami meningitis (gangguan saraf otak). Putra kedua pasangan suami istri Moch Hosin, 40, dan Zainaf, 36, warga Jalan Wonokusumo Lor XI/1 itu mengalami meningitis sejak usia 1,4 tahun.
Hosin menceritakan, pada saat itu anak keduanya itu sempat sakit demam tinggi. Tubuhnya anak tersebut sempat mengalami kejang dan tak sadarkan diri. Karena kondisinya mengkhawatirkan, lantas ia membopong putranya ke RS. “Dulu lahirnya normal. Anaknya saya sakit usia 14 bulan, kemudian sakit kejang dan sempat koma selama 10 hari,” kenang Hosin.
Hosin juga sempat membawa anak keduanya itu ke RSUD dr. Soetomo untuk menjalani pengobatan terapi. Akan tetapi, Hosin menjelaskan, kondisi MU masih sama, sekujur tubuhnya kaku seperti kayu. “Sudah sempat kontrol dua sampai tiga kali, kemudian saya terapi di RS Al-Irsyad. Terima kasih Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) sudah memberi kami bantuan stroller (kursi roda) dan sembako untuk anak serta keluarga kami,” sampainya.
Selain MU ada pula, nenek Minarni, 59, yang menerima bantuan dari pemkot. Diketahui, warga Wonokusumo Lor XIII/5 itu mengalami osteoporosis sehingga tidak bisa berjalan secara normal. Oleh sebab itu, ia mendapat bantuan kursi roda dan sembako.
Kesehariannya, Minarni tinggal bersama suami dan dua orang anaknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMK. Sedangkan anak pertamanya merantau ke Jakarta. “Matur nuwun (terima kasih) Pak Wali sudah dibantu, perantara Gusti Allah melalui panjenengan,” pungkas Minarni.