SURABAYA, Wartagres.Com – Aktivis ’98 Jawa Timur menyuarakan keprihatinan atas maraknya aksi demonstrasi di berbagai daerah yang berpotensi memicu krisis keamanan nasional. Mereka menyerukan agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan damai, tanpa kekerasan maupun tindakan anarkis.
Perwakilan Aktivis ’98 Jatim, Trio Marpaung, menjelaskan bahwa aksi demonstrasi yang awalnya menuntut pembubaran DPR pada 25 Agustus lalu berkembang menjadi kerusuhan setelah adanya kecelakaan yang melibatkan pengemudi ojek online. Peristiwa itu memicu kemarahan massa hingga berujung pada penjarahan dan pembakaran fasilitas umum.
“Kalau kondisi seperti ini dibiarkan, Indonesia bisa menghadapi krisis yang lebih parah daripada 1998. Karena itu kami mengimbau semua pihak tetap tenang dan rasional. Aksi boleh dilakukan karena dilindungi undang-undang, tapi jangan mudah terprovokasi dan jangan sampai ada kekerasan,” ujar Trio dalam konferensi pers di depan Hotel Majapahit Surabaya, Senin (1/9/2025).
Ia juga menekankan pentingnya sikap bijak aparat keamanan dalam menangani demonstrasi. Menurutnya, tindakan represif hanya akan memperburuk keadaan.
Dalam kesempatan tersebut, Aktivis ’98 Jatim menyampaikan SEPULTURA (Sepuluh Tuntutan Rakyat), antara lain:
1. Sahkan RUU Perampasan Aset Koruptor.
2. Hukuman mati bagi para koruptor.
3. Batalkan kenaikan pajak dan turunkan harga sembako.
4. Tolak tindakan represif aparat dalam menangani demonstrasi.
5. Reshuffle kabinet yang tidak sejalan dengan presiden.
6. Ganti Kapolri.
7. Ganti Mendagri.
8. Ganti Menkeu.
9. Tolak aksi vandalisme, perusakan, pembakaran, dan penjarahan.
10. Lawan praktik serakahnomics.
Meski menyampaikan kritik keras, Trio menegaskan bahwa Aktivis ’98 Jatim tetap mendukung pemerintahan sah Presiden Prabowo. Dukungan itu diberikan dengan harapan pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi keresahan masyarakat.