Surabaya, Wartagres.com – Penetapan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona, masih rancu. Bahkan kasus tersebut menggemparkan pasar Kapasan Surabaya.
Kondisi tersebut disebabkan keluarnya surat Pemberitahuan Penutupan Pasar Kapasan, dari PD Pasar Surya Surabaya.
Surat bernomor : SU-758/01/IV/2020 tertanggal 3 April 2020 ini menyatakan, penutupan pasar disebabkan lantaran terduga salah satu orang yang biasa beraktivitas sehari-hari berstatus confirm covid-19.
Edaran ini diteken oleh tiga direksi PD Pasar Surya, dan beredar di Grup _WhatssApp_ pedagang Pasar Kapasan. Penutupan pasar dilakukan selama 14 hari kedepan.
Hal ini meresahkan seluruh pedagang atas kabar tersebut. Terlebih satu orang yang dimaksud adalah Eilsye Tatipata, Kepala UPT Pasar Kapasan Surabaya.
Salah satu pedagang yang sempat mengkonfirmasi Eilsye via ponsel, dibuat bingung. Alasannya, Eilsye sedianya belum ditetapkan sebagai penderita positif covid-19.
Eilsye menyatakan, dirinya sempat ditetapkan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Namun, dalam proses pemeriksaan laboratorium, Eilsye masih negative menderita corona.
Ia mengatakan, proses pemeriksaan laboratorium dan cek covid-19, masih belum keluar. Eilsye memang punya riwayat sakit diabetes, jantung, dan darah tinggi.’’Memang saya panas dingin. Tapi sudah tiga kali cek hasilnya masih belum dinyatakan positif. Suhu tubuh saya juga 36 derajat celcius waktu diperiksa,’’ katanya.
Eilsye menyatakan, pihak dokter memang menyarankan untuk dirinya istirahat. Hasil pemeriksaan pun sudah dilaporkan kepada Direksi PD Pasar Surya.
Ia juga tidak menyangka apa yang dialaminya ini justru membuat heboh seluruh pedagang pasar. Namun Eilsye membenarkan informasi penutupan pasar itu diambil untuk memutus rantai covid. Karena dirinya sudah pasien PDP.
’’Iya Itu benar (penutupan pasar Kapasan, Red). Makanya itu kan ada tanda tangan itu, tapi posisi saya sehat,’’ ungkapnya.
Terpisah, anggota komisi B DPRD Surabaya John Thamrun menyayangkan atas edaran yang dikeluarkan PD Pasar Surya.’’Seharusnya ada koordinasi yang mendetail tentang persoalan ini. Akhirnya ini membuat resah pedagang,’’ terang dia.
Ia juga meminta pihak RSUA untuk bertindak cepat dalam penanganan administrasi kasus corona. Sebab, JT kerap menerima informasi beberapa pasien sudah sembuh.
Namun masih tertahan lantaran surat hasil swab tes maupun cek laboratorium tidak segera dikeluarkan.
’’Dugaan Saya sebenarnya banyak pasien yang sudah sembuh. Hanya karena mungkin rumah sakit terlalu sibuk, akhirnya data penderita seakan-akan bertambah. Karena surat keterangan pihak rumah sakit tidak kunjung keluar,’’ kata politisi PDI Perjuangan ini. (Tur)